Grafity
Minggu, 04 April 2010
Arsitektur Simbolis | 18/09/2009
Pengertian Arsitektur Simbolis
Arsitektur Simbolis, terdiri dari dua kata yaitu Arsitektur dan Simbolis.
Arsitektur, yaitu :
• - Suatu lingkungan binaan yang di buat oleh manusia dan menjadi tempat manusia untuk melakukan segala aktifitas / kegiatannya
- Seni bangunan / gaya bangunan.
• Seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.
• Ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni.
• Seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Simbolisme, yaitu :
Pengertian dari simbolisme jika ditinjau dari arti kata adalah sebagai berikut :
• Simbol : Lambang, sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu
• Simbol : Something associated with something else that signifies or represent (suatu fenomena yang dapat memberikan asosiasi bahwa ia dapat membawa arti penting atau dapat mewakili)
• Simbol : Adalah tanda dimana hubungan antara tanda dengan denotatumnya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum, ditentukan oleh suatu persyaratan bersama atau konvensi.
• Simbol : Sebagai tanda dapat juga menggambarkan suatu ide abstrak jadi tidak ada kemiripan antara benutk tanda dan arti terdapat yang bebas antara signified (objek atau arti yang dimaksudkan) dari rupa tanda.
• Simbolisme : Perihal pemakaian simbol (lambang) untuk mengekspresikan ide-ide.
Simbol adalah tanda buatan manusia yang digunakan tidak hanya untuk mengenalkan suatu obyek tetapi juga sekaligus menghadirkannya (Langer, 1942). Simbol merupakan kata dari bahasa Yunani “symbolis” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahu tentang suatu hal, maksud ataupun ide kepada orang lain. Pengertian simbol di sini mengandung suatu citra dari latar belakang ide-ide yang dipancarkan keluar. Pada dasarnya, simbol dimaksudkan untuk menyederhanakan sebuah pikiran, ide-ide, ataupun fenomena-fenomena yang berkembang di sekitar alam lingkungan manusia yang mempunyai makna mendalam untuk mewakili ide-ide, nilai-nilai ataupun maksud-maksud tertentu. Sifat khas dari simbol itu sendiri yaitu adanya kamungkinan-kemungkinan penafsiran makna yang meluas.
Simbolisme, yaitu suatu faham yang menggunakan lambang atau simbol untuk membimbing pemikiran manusia ke arah pemahaman terhadap suatu hal secara lebih dalam. Manusia mempergunakan simbol sebagai media penghantar komunikasi antar sesama dan segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan perlambang dari tindakan atau bahkan karakter dari manusia itu selanjutnya. Ilmu pengetahuan adalah simbol-simbol dari Tuhan, yang diturunkan kepada manusia, dan oleh manusia simbol-simbol itu ditelaah dibuktikan dan kemudian diubah menjadi simbol-simbol yang lebih mudah difahami agar bisa diterima oleh manusia lain yang memiliki daya tangkap yang berbeda-beda.
Simbol adalah sebagai sign-vehicle atau alat yang menghadirkan dan sekaligus juga mengenalkan suatu objek. Fungsi simbol yaitu :
- Sebagai ‘sign’ yang secara tidak langsung mengindikasikan suatu denotatum yang artinya mengindikasikan adanya suatu objek tertentu sebagai tanda atau ‘sign’.
- Sebagai ‘sign’ yang secara langsung berfungsi sebagai significantum yang artinya kehadiran objek mempunyai maksud-maksud tertentu ataupun objek tersebut berasosiasi kepada suatu hal tertentu (Broadbent, 1986)
Menurut Charles Jencks , dalam arsitektur, ketika seseorang melihat suatu bangunan , mengekspresikan bentuknya , dan menebak apa maksud yang ingin diekspresikan atau dikomunikasikan oleh bentuk tersebut .Segitiga Semiotik Charles Jencks:
Segitiga semiotik Charles Jencks
Gambar Segitiga Semiotik Charles Jencks
Ungkapan simbolis dalam arsitektur erat kaitannya dengan fungsi arsitektur sendiri yang melayani dan memberikan suatu arti khusus dalam interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Ekspresi dalam arsitektur merupakan suatu hal yang mendasar di dalam tiap-tiap komunikasi arsitektur. Ekspresi selalu berhubungan dengan bentuk-bentuk. Makna dari simbol-simbol ini biasanya dipengaruhi oleh tata letak bangunan, organisasi dan karakter bangunan. Ada 3 cara untuk mengenal simbol dalam arsitektur, yaitu :
1. Simbol sebagai tanda yang mengacu kepada suatu objek tertentu. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan agar simbol dapat diinterpretasikan sesuai dengan maksud sesungguhnya.
2. Iconic sebagai simbol atau tanda yang menyerupai suatu objek yang diwakili oleh suatu karakter tertentu yang dimiliki oleh objek yang sama. Di sini rancangan bangunan dimulai dengan memperbaiki beberapa citra atau image tertentu yang mewakili suatu bangunan.
3. Indeks sebagai tanda dan representasi yang tidak selalu mengacu kepada suatu objek tertentu walaupun ada kesamaan atau analogi yang terdapat pada indeks tersebut. Indeks biasanya menghasilkan hubungan yang dinamis antara ruang dan objek di satu sisi dengan ingatan orang yang akan mempengaruhi tanda tersebut di sisi lainnya.
Simbol, tanda atau lambang merupakan metode ekspresi yang sangat langsung. Mereka digunakan dalam rancangan arsitektur untuk memfokuskan perhatian para pemakai bangunan dengan menyampaikan pemahaman fungsi bangunan atau ruang di dalam arsitektur.
Selengkapnya download buat baca2 di rumah. Klik!
Kamis, 01 April 2010
memperkuat-karakter-arsitektur-bangunan
Penataan fasilitas dan lingkungan pada sebuah bangunan vertikal tentunya berlainan dengan penataan pada bangunan tunggal horisontal (rumah tinggal ataupun kawasan perumahan ”landed houses”). Hal ini dikarenakan untuk bangunan vertikal, perlu memperhatikan proporsi dan skala yang tepat dimana fasiltas itu akan dibuat, sehingga bangunan fasiltas yang baru secara proporsional menyatu dan memperkuat karakter arsitektur bangunan induk.
Apartemen sebagai salah satu bangunan vertikal juga mempunyai ciri ciri tersendiri dalam ragam arsitektur. Apartemen dengan gaya arsitektur mediterania seperti Gading Mediterania Residences (GMR), Mediterania Palace Residences (MPR), Mediterania Garden Residences 1 (MGR 1) tentunya akan lain penanganannya dengan apartemen gaya arsitektur post modern (minimalis).
Sebagai contoh adalah penambahan fasilitas dan penataan lingkungan di Apartemen Gading Mediterania Residences (GMR) yang bergaya mediterania. Ciri ciri arsitektur mediterania , diantaranya adalah :
1. Warna bangunan yang menjadi ciri khas mediterania diantaranya: coklat, crysan white dan pearl white. Pada dasarnya, warna mediterania adalah warna lembut (soft) karena gaya mediterania lebih menonjolkan ornamentasi bangunan.
2. Permainan bidang lengkung dan ornamentasi yang kuat pada bangunan, misal ikon ikan-ikanan, ornamen bunga, ornamen tali air dan bentuk bentuk bulatan atau bola.
3. Atap berbentuk limas dan berbahan penutup berupa genteng
Berikut akan penulis paparkan beberapa penambahan fasilitas pada Apartemen Gading Mediterania Residences (GMR) yang dapat menjadi contoh dalam penguatan citra arsitektur bangunan induk (mediterania). Penambahan fasilitas ini ada yang telah dilaksanakan maupun masih dalam tahap perencanaan, diantaranya :
1. Kanopi Pintu Masuk Utama
Untuk menambah kenyamanan penghuni saat melakukan pembayaran tiket parkir di pos utama, maka diperlukan penambahan fasiltas berupa kanopi. Namun perlu desain kanopi yang selaras dengan bangunan induk yang bergaya mediterania, sehingga dipihlah bentuk bentuk yang selaras dengan arsitektur mediterania, diantaranya bentuk lengkung, garis dan warna warna coklat.
2. Pagar Pos Masuk
Untuk memperkuat citra lingkungan dan membedakan secara jelas antara ruang luar dan halaman apartemen, maka diperlukan pagar pemisah. Desain pagar yang baru harus terlihat menyatu dan memperkuat karakter mediterania dari Apartemen Gading Mediterania Residences (GMR), maka dipilihlah bahan besi tempa dengan dibalut warna tembaga dan tersusun dari bentuk lengkung, bulat dan terdapat logo apartemen.
Perpaduan yang salah, antara fasilitas tambahan dengan bangunan induk bisa menjadi masalah yang serius dalam penataan arsitektur secara keseluruhan. Keselarasan antara fasilitas tambahan dan bangunan induk akan menjadikan bangunan induk terus bertumbuh semakin baik dan mempunyai karakter arsitektur yang semakin kuat, tanpa menimbulkan kesan adanya tambahan – tambahan fasilitas yang sengaja dibuat untuk melengkapi bangunan induk tersebut.
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini, bukannya penulis ingin membatasi kreativitas desainer atau arsitek dalam membuat ”Improvement” dalam sebuah bangunan vertikal. Namun kreativitas dalam bentuk desain fasilitas tambahan harus tetap mengacu pada bangunan induk yang telah ada, sehingga selain kita mendapatkan fasilitas tambahan yang dapat melengkapi bangunan sebelumnya, juga mendapatkan perkuatan karakter arsitektur bangunan secara menyeluruh. Harapan akhir dari penambahan fasilitas yang selaras dengan bangunan induk adalah peningkatan nilai investasi hunian menjadi lebih tinggi. Karena dengan penataan area bersama yang sinergi dan baik akan turut membantu naikknya tingkat investasi di masing masing unit per tinggal.